Mahasiswa UMM PMM Sulap Puntung Roko Jadi Produk Bermanfaat

Kabupaten BimaBerita NTB--Berdasarkan Data, 23,21% Penduduk Indonesia Merokok dalam Kurung waktu tahun 2020-2021. Data lain yang Bersumber dari Kemenkeu RI Menyebutkan bahwa 3 triliun Batang Rokok Dikonsumsi Setiap Tahun.

Rokok yang Terbuat dari Tembakau yang Dibudidayakan di Indonesia juga telah Menjadi Bagian dari Tradisi dalam Menjalin Keakraban sosial.

Disamping itu, selain dapat menyebabkan kebakaran, puntung rokok juga berbahaya untuk lingkungan apabila dibuang serampangan.

Solusi dari permasalahan ini berhenti merokok atau menciptakan inovasi baru untuk mengelolah limbah puntung rokok sebagai produk bermanfaat. 

Putung rokok adalah salah satu limbah dari produk rokok yang cenderung dipandang sebelah mata karena ukurannya yang kecil, setelah dikonsumsi dibuang sembarangan sehingga mengakibatkan lingkungan tidak bersih.

Hal tersebut menunjukan bahwa perlu adanya suatu inovasi baru dalam rangka mencari peluang  sebagai bentuk kreativitas diri.

Sementara itu, dilihat dari segi nilai, manfaat dari limbah puntung rokok memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tanaman. 

Untuk itu, Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) Kelompok 21 dengan Dosen Pendamping Lapangan Delora Jantung Amelia, M.Pd mendaur ulang puntung rokok menjadi produk yang bermanfaat di Desa Doridungga Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, pada Selasa (27/04/2021).

Adanya inovasi ini sebagai bentuk perwujudan dari pengabdian masyarakat.

Ketua kordinator kelompok 21 PMM UMM Nani Ardianingsih Menjelaskan bahwa yang melatar belakangi inovasi pemanfaatan limbah putung rokok ini karena kondisi lingkungan masyarakat Doridungga yang sering kali membuang putung rokok secara sembarangan tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan serta kurangnya kreativitas untuk mengelolah limbah menjadi pestisida alami.

Kelompok PMM UMM membuat pestisida nabati dari limbah sisa puntung rokok yaitu menyiapkan bahan-bahan seperti sisa puntung rokok dan abunya, daun Papaya, serta air. Pertama Puntung rokok di potong kecil-kecil masukan air selanjutnya masukan daun Papaya yang telah dihaluskan. Biarkan pestisida selama satu hari, kemudian pastisida digunakan dengan menaman cabe dan terong yang terserang hama dan penyakit. 

Selain itu kelebihan dari penggunaan pestisida alami dari limbah putung rokok ini adalah mengurangi serangan hama seperti wareng, walang dan sangit karena bau nya yang menyengat, merusak saraf hama, mengacaukan sistem hormon hama, mengendalikan pertumbuhan hama, serta dapat menyebabkan gangguan metamorfosa dan gangguan bagi serangga. 

Sementara Anggotanya Rahma Wati ikut menambahkan bahwa,"Limbah putung rokok memiliki kandungan nikotin, fenol, dan eugenol yang masing-masing memiliki peran dalam mengendalikan hama pada tanaman. Nikotin bersifat racun bagi organisme, sedangkan eugenol dan fenol berperan efektif dalam mengendalikan pathogen tanaman,"tambahnya.

"Semoga inovasi ini memberikan pandangan kepada petani mengenai keunggulan menggunakan pestisida nabati dari pada pestisida kimia,"tutupnya.

Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 07:12 wita dengan melibatkan pemdes dan warga setempat.[β.01]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Kau Ingin Menangis, Ya Menangislah.

Kami Bukan Sekedar Sahabat Atau Teman Belaka!

Sombong, Ngakunya Udah Ngak Butuh Lagi Masyarakat Sekarang Masih Butuh Juga.