Mimpi yang "Tertabrak" Lari

 

 Oleh: RUDY RADIANSYAH
Desa Kala, September 2021


Waktu itu, kira- kira tahun 2017an (Tamat SMA) menolak sekolah lanjut perguruan tinggi.

Sebelumnya nakal, dan masih nakal bahkan sangat.

Tapi, nakal ringan. Ia, sekedar curi Ayam warga.

Minta mama!
"Elu kuliah sambil kerja, boleh di Kupang (NTT ), Jakarta atau di Bima," pinta mama.

"Saya memilih buruh tani apakah itu di Bima, Jakarta dan Kupang," jawab Aku.

Aku memilih- Nya dengan dalil "Balas Dendam"
Bukan dengan mama  tetapi dengan orang- orang sekitar. Mereka kerap bilang begini;

Sesungguh- sungguh Elu berkerja hanya dapat luka. Artinya sia- sia, karena yang mengatur kehidupan adalah yang maha kuasa. Pantang!!  Karena diam adalah malapetaka.
Aku  memilih kerja,  keras dan sungguh-sungguh.

"Miskin itu takdir. Tetapi, Aku memilih  melawannya," mimpi Aku. Sebulan kemudian, nakal masih seperti biasa kantong sisa 4jt. Pendaftaran kuliah dibuka di STKIP-TSB.

Karena pertimbangan- pertimbangan Aku memilih kuliah karena kasih dan sayang mama, pinta dan cintah-Nya.

Telah jadi.!!  Mendaftar di kampus STKIP-TSB. 4jt rencana transportasi luar Daerah (Cari Penghidupan) namun, jadi pembiayaan kuliah SPP 3,5jt sisa amunisasi.

Kesudahan.!! Di kader di Organisasi Daerah Persatuan Mahasiswa Donggo dan Soromandi (PMDS) Bima.

Lanjut, Organisasi Nasional Lembaga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kom. STKIP-TSB.

Enam semester berproses di Organisasi Kemahasiswaan lalu di dorong maju ke- Sekjen 1 (BEM REMA STKIP-TSB). Dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya sebagai modal awal menghadapi kampus STKIP- TSB.

Tidak senang.!! Hanya Empat bulan berproses di Ormawa BEM REMA TSB, durasi waktu yang sangat singkat.

Empat bulan munki waktu yang singkat tapi, BEM REMA TSB telah memberikan pengaruh yang sangat besar terutama untuk diri pribadi.

•Menjadi konseptor aksi penolakan Omnibus Law di depan kantor DPRD Kabupaten Bima bersama aliansi  BEM dan DPM se-Kota Kabupaten Bima. Tidak lagi  berkoar-koar di depan BAK ketika hendak memperjuangkan Hak Mahasiswa cukup dengan via WA dan Tlpn.

•Yang seharusnya, musim kemarau nanam jagung di BEM REMA-TSB aku menanam pohon.

Mimpi yang Tertabrak Lari oleh ideologi dan modernisasi. Melawan takdir 4jt Ah, kebanyakan. Rb 2rts sudah cukup. Bahkan modal Hutang ke orang lain.

Terimakasi,LMND Kom TSB, PMDS Bima, BEM REMA- TSB
STKIP-TSB. Karena aku hari ini adalah manifestasi dari kita semua.

(Penulis merupakan Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima).(***)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Kau Ingin Menangis, Ya Menangislah.

Kami Bukan Sekedar Sahabat Atau Teman Belaka!

Sombong, Ngakunya Udah Ngak Butuh Lagi Masyarakat Sekarang Masih Butuh Juga.