Di Donggo, 3 Penganut Agama Hidup Rukun, Dilain Tempat Justeru "Membantai" Sesama

Penulis Oleh : Pimpinan Media online Bebek Top, Anhar Donggo Sila

Kendati hidup berdampingan dalam keyakinan berbeda, ada yang Agama Islam, Kristen Protestan dan Khatolik. Namun kehidupan 3 Penganut Umat BerAgama dibeberapa Desa Kecamatan Donggo tetap rukun dan harmonis.

Beberapa Desa dimaksud sebut saja, Dusun Salere Desa Mbawa, dusun Nggeru Kopa Desa Palama dan Desa Sangari. Tak hanya itu, kerukunan juga terjadi di Dusun Tolonggeru.

Masyarakat dibeberapa Dusun/Desa tersebut saling menghargai dan menghormati satu sama lain, bahkan tidak ada perselisihan. Baik antar penganut Agama Islam dengan Kristen Protestan maupun Khatolik.

Kerukunan dalam perbedaan Agama di Donggo sudah berlangsung lama. Dari generasi ke generasi, bahkan ada yang menjalin ikatan pernikahan beda Agama.

Menurut Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Inpres Saba, Aidin Masrun,S.Pdi kesadaran beragama dan toleransi merupakan cerminan kepribadian masyarakat yang menghargai perbedaan.

Atas keharmonisan antar umat beragama, Desa Palama Donggo dijadikan sebagai contoh kerukunan beragama bagi Desa lain. Disamping pencanangan program unggulan pemerintah pusat, kerukunan antar umat beragama di Desa tersebut pun dapat meningkatkan pembangunan dari segi Keagamaan sesuai visi misi BIMA RAMAH. 

Jika dibeberapa Desa di Donggo rukun dan harmonis dengan Keyakinan berbeda. Bagaimana dengan Desa lain yang ada di Kabupaten Bima, apakah harmonis atau justeru sebaliknya saling membantai sesama saudara. Meski, dalam satu Kepercayaan (Agama).

Nampaknya kerukunan seperti di Donggo tidak terjadi di Wilayah lain. Malah sebaliknya terjadi perselisihan, perbedaan pendapat, aksi main hakim sendiri hingga tindak pidana kejahatan yang merenggut nyawa manusia.

Berdasarkan catatan Institusi Kepolisian, sederet kasus kriminalitas hingga menghilangkan nyawa terjadi. Baik di Wilayah Hukum (Wilkum) Polres Bima Kota maupun Polres Bima. 

Pembunuhan dengan beragam cara dan modus operandi kejahatan terus berlangsung, seolah-olah nyawa tak ada nilainya. Padahal  keyakinanNya sama (satu Agama), baik Pelaku maupun Korban.

Peristiwa tragis sampai menelan korban jiwa antar sesama saudara juga keyakinan tersebut hampir terjadi setiap Tahun. Tempat Kejadian Perkara (TKP) nya disejumlah Desa atau Kecamatan, tak terkecuali di Donggo dan Soromandi. Artinya, bukan cuma di Wilayah yang rawan terjadinya kejahatan seperti Wilayah Pedalaman atau Bima bagian Timur.

Fakta demikian sepertinya tak terbantahkan, baru-baru ini saja publik dihebohkan dengan kasus Anak yang membunuh Ibu Kandungnya. (Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Kau Ingin Menangis, Ya Menangislah.

Kami Bukan Sekedar Sahabat Atau Teman Belaka!

Sombong, Ngakunya Udah Ngak Butuh Lagi Masyarakat Sekarang Masih Butuh Juga.