Celoteh Malam, Yudha al Ghifari.

Penulisnya. tidak di ketahui.

Di Publikasikan oleh : Pajarewo.com

Assalamualaikum Wr. Wb.

Minggu malam, tak sengaja saya mendengar selorohan seseorang di warung makan, sebut saja orang itu bernama Yudha Al Ghifari ( haha, kaya korban pemerkosaan saja ). Oke kembali lagi ke bahasannya, kurang lebih Yudha Al Ghifari itu mengatakan “enak sekali jadi seorang  pecundang di jaman saat ini, tunjangan banyak dari cukongnya , hidup terjamin, masa tua tercukupi...bla..bla..bla..”. 
Karena ingin menfokuskan untuk memakan jatah teman makan siang ini (maklum ibaratkan saja aku sudah tidak makan 7 hari 7 malam), saya pun hanya mendengarkan Yudha Al Ghifari  berbicara tentang kenikmatan menjadi seorang pecundang kacung saat ini.

Dalam hati saya, apa yang dikatakan Yudha Al Ghifari itu memang tidak salah,  benar adanya ( lha yang memang kenyataannya gitu kok  sekarang). 

Memang dalam hidup itu melihat keatas (kearah yang lebih baik), memang bagus untuk sekedar memotivasi diri sendiri maupun untuk menumbuhkan semangat lebih untuk lebih sukses, Tapi bukankah tak salah jika kita tidak selalu memandang ke atas......................? Terkadang kita juga perlu untuk melihat kebawah. Tujuan dari melihat kebawah adalah untuk mensyukuri hidup kita saat ini ( jangan hanya bisa mengoceh saja, bersyukur itu jauh lebih penting ). Lihatlah apa yang ada dibawah kita, jika kalian jawab “yang aku lihat cuma kakiku atau tanah” (haduh bukan itu yang aku  maksud Yudha Al Ghifari ). Coba lihatlah kondisi orang disekitar kita yang berada di bawah kita, baik secara ekonominisisasi, emosinisisasi, maupun yang sedang mengalami labil ekonominya (maaf ini efek keseringan nonton Sinetron, haha). Jika Yudha Al Ghifari itu maupun kalian bisa melihat kebawah secara “benar”, pasti Yudha Al Ghifari dan kalian akan bisa melihat betapa sulitnya hidup yang ada dibawah kita, betapa kuatnya mereka yang dibawah kita menjalani hidup mereka, dan sebagainya. Saya mengatakan demikian bukan berarti saya melarang kalian untuk melihat keatas lho ya.
 Kembali keatas tadi, melihat keatas memang perlu untuk memotivasi diri. Namun itu juga harus diimbangi juga dengan kita untuk melihat kebawah guna mensyukuri semua yang ada dalam hidup kita. Melihat keatas untuk maju dan melihat kebawah untuk merasakan penderitaan orang sekitar atau bisa juga melihat keatas untuk bermimpi sedang melihat kebawah untuk bersyukur (saya berkata begini, bukan berarti saya orang sok baik lho ya. ). 

Karena pada dasarnya, semua yang ada dalam kehidupan ini harus diseimbangkan, diadilkan, diratakan, dan sebagainya. Jika kalian hanya melihat ke atas saja, mana mungkin kalian bisa puas terhadap kehidupan kalian........? Kembali lagi ke sebelumnya tadi, dalam hidup itu harus imbang dalam segala hal ( kecuali dalam hal amalan kita yang tidak boleh seimbang, pahala kita harus lebih besar daripada dosa kita).

Sebelum mengakhiri tulisanku ini, aku cuma mau ngucapin selamat kepada teman teman forsid kabupaten bima yang telah berjuang melawan corona, dan  Buat yang pacaran, jangan berlebihan pacarannya. Akhir kata, sekian dan terima pajarewo.com

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Kau Ingin Menangis, Ya Menangislah.

Kami Bukan Sekedar Sahabat Atau Teman Belaka!

Sombong, Ngakunya Udah Ngak Butuh Lagi Masyarakat Sekarang Masih Butuh Juga.