Polisi Ringkus Penjualan Sabu Menggunakan Sistem ATM

Mataram || Berita NTB__Sat  Narkoba Polresta Mataram membongkar penjualan barang Haram Jenis sabu-Sabu dengan sistem gerai anjungan nontunai (ATM) di Abian Tubuh, Mataram.

Pemilik rumah berinisial KS bersama empat terduga pengguna sabu masing-masing berinisial GJ, WT, NK, dan KR diringkus polisi. “Sistem penjualan gerai ATM itu cara penjual mengelabui Polisi,” kata Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi melalui press release Bidang Humas Polda NTB, Senin (12/07/2021).

Sistem pembelian barang haram itu hampir sama seperti orang mengambil uang di ATM.  Mereka memanfaatkan pintu gerbang untuk menjual sabu dengan sistem gerai ATM. “Gerbang rumah KS dirancang khusus untuk mempermudah  bisnisnya,” jelasnya.

Pintu gerbang dilengkapi dengan kamera kecil. Selain itu, terdapat lubang kecil untuk meletakkan sabu dan uang yang dibuat secara terpisah. ”Kamera kecil itu untuk memantau orang yang akan membeli sabu,” bebernya Heri.

Lubang kecil yang dibuat untuk memasukkan uang. Setelah uang diserahkan, pembeli akan menerima sabu sesuai harga. “Pembeli tinggal berdiri di gerbang dan mengambil sabu lewat lubang kecil itu,” jelasnya.

Tetapi modus transaksi Narkoba itu terbongkar setelah polisi menjadi under cover buy. “Tim pura-pura membeli sabu,” ujarnya.

Setelah diketahui memiliki sabu-sabu, polisi menggerebek rumah KS. Dari hasil penggeledahan, ditemukan 45 poket sabu siap edar. Harga per poketnya bervariasi. Mulai dari Rp.100 ribu hingga Rp.350 ribu.

Selain itu, polisi juga menemukan uang Rp.3,8 juta beserta timbangan elektronik. ”Uang itu hasil dari penjualan sabu-sabu,” jelas Heri.

KeLima orang yang telah diamankan dijerat pasal 112 dan atau pasal 114 dan pasal 127 ayat 1 Huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

“Kita jerat menggunakan pasal 127 karena hasil cek urine terhadap lima tersangka dinyatakan mengandung zat metamphetamin atau positif menggunakan sabu,”pungkasnya.[B.01] 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Kau Ingin Menangis, Ya Menangislah.

Kami Bukan Sekedar Sahabat Atau Teman Belaka!

Sombong, Ngakunya Udah Ngak Butuh Lagi Masyarakat Sekarang Masih Butuh Juga.